PETROLOGI

II.1 Batuan beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pendinginan magma yang berupa larutan silikat pijar dengan temperatur jauh diatas 1600 0C. Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan batuan beku yakni, proses diferensiasi magma, proses asimilasi magma dengan batuan sampingnya dan proses fraksinasi magma. Batua beku bisa dikatakan sebagai batuan induk atau sumber dimana berbagai jenis mineral terbentuk, dan ada juga batuan beku yang mengandung mineral tunggal. Batuan beku beserta mineral kandungannya sangat dibutuhkan didalam kehidupan manusia.

Permintaan public akan jenis batuan beku ini semakin meningkat sehingga perlu adanya upaya eksplorasi lebih lanjut. Hal-hal yang mendukung proses eksplorasi antara lain dengan mengetahui alam-alam yang pernah dialami batuan serta sifat-sifat khas-nya.Mineral yang terkandung dalam batuan beku adalah:

  • Mineral utama : hasil kristalisasi langsung dari magma. Bila jumlahnya >10% maka dapat menentukan nama batuan.
  • Mineral tambahan : hasil kristalisasi langsung dari magma tetapi kehadirannya tidak mempengaruhi nama batuan
  • Mineral sekunder : mineral yang terbntuk sebagai hasil pelapukan dan ubahan dari mineral primer (mineral utama dan tambahan)

Dasar dari klasifikasi batuan beku adalah komposisi mineral,tekstur dan struktur.

Kristalinitas pada batuan beku dibagi menjadi 3,yaitu:

  1. Holokristalin     : seluruh masa batuan terdiri dari Kristal.
  2. Holohyalin        : Seluruh masa batuan terdiri dari non Kristal/glass (amorf)
  3. Hipokristalin     : Sebagian masa dasar berupa Kristal dan sebagian lagi berupa glass.

Granularitas atau ukuran Kristal dalam masa batuan beku dibagi menjadi 2,yaitu:

  1. Fanerik : Kristal dapat dibedakan dengan mata biasa
  2. Afanitik            : Kristal sangat halus sehingga sulit dibedakan mata biasa.

Relasi pada batuan beku dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

  1. Equigranular     : ukuran kristalnya sama/hamper sama
  2. Inequigranular   : Ukuran kristalnya tidak sama.

Struktur umum pada batuan beku adalah:

  • Masiv               : Seluruh masa batuan pejal,padat dan kompak
  • Vasikuler          : Lubang-lubang kecil,penyebaran tidak merata.
  • Amigdaloidal    : Lubang gas yang telah terisi oleh mineral sekunder
  • Scorius : Vasiculer,lubang sangat banyak/dominan dengan penyebaran merata
  • Pumceous         :Seperti scoria tapi lubangnya berhubungan dan membentuk tabular,umumnya pada volkanik asam
  • Aliran               : kenampakan penjajaran mineral pada arah tertentu dengan orientasi yang jelas.

Batuan beku dibagi menjadi 3 macam,yaitu batuan beku basa,batuan beku intermediate,dan batuan beku asam.

II.1.1  Batuan beku asam

Batuan beku asam adalah batuan beku yang bersifat asam,memiliki kandungan sio2 lebih besar dari 65%. Memiliki indeks color <20%.terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat yang terjadi di daerah vulkanik (di permukaan bumi) dengan temperature yang tinggi Terdapat pada kerak kontinen,pluton,vulkanisme magma asam. Pada umumnya batuan beku asam memiliki warna yang cerah,karena terletak pada daerah vulkanik (felsik). Tetapi ada juga yang gelap seperti biotit. Batuan beku asam juga disebut granitis. Berasal dari magma asam karena banyak mengandung mineral kuarsa,sedangkan kandungan mineral oksida magnesiumnya rendah.

Aspek ekonomis dari batuan beku asam adalah timah,kaolin dan material ornament.

Komposisi mineral:

– utama : Hbl, Bio, Muscv, K-Felds > Plag An30-0, Kw?10%, sedikit Px

– tambahan       : Zircon, Apatite, Rutile, Bijih, Sphene

– ubahan           : Serisit, Bijih, Lempung

Berdasarkan K-Felds – T-Fels

Tekstur K-Fels< 1/3T-Felds     K-Fels>1/3<2/3T-Fels K-Fels>2/3T-Fels

Halus                            Dacite                          Rhyodacite                   Rhyolite

Kasar                       Granodiorite                    Adamelite                     Granite

Beberapa contoh dari batuan beku asam adalah:

  1. Rhyolite

Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat

Warna                          : cokelat

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : afanitik

Relasi                           : equigranular

Struktur                        : massive

Komposisi mineral        : plagioklas,mikroklin,biotit,orthoklas,glass

Kegunaan :                   untuk bahan campuran semen

  1. Granite

Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat

Warna                          : cokelat

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : Fanerik

Relasi                           : Inequigranular

Struktur                        : masiv

Komposisi mineral        : plagioklas,hornblend,anorthoklas,orthoklas,glass.

Kegunaan                     : sebagai keramik

  1. Aplite

Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat

Warna                          : cokelat

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : Fanerik

Relasi                           : Inequigranular

Struktur                        : masiv

Komposisi mineral        : Hornblend,plagioklas,orthoklas,biotit,adularia,gelas.

  1. Dacite

Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat

Warna                          : abu-abu

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : afanitik

Relasi                           : Inequigranular

Struktur                        : masiv

Komposisi mineral        : Biotit,plagioklas,anorthoklas,adularia,mikroklin,gelas

  1. Diorite

Genesa                         : batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat

Warna                          : abu-abu

Kristalinitas                   :Hipokristalin

Granularitas                  : Fanerik

Relasi                           : Inequigranular

Struktur                        : masiv

Komposisi minera         : plagioklas,biotit,sanidine,gelas.

Kegunaan                     : Sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya

II.1.2  Batuan beku intermediate

Batuan beku intermediate adalah batuan yang mineralnya berbutir kasar hingga sedang,warnanya agak gelap. terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana proses pembekuan berada di daerah pipa gunung api,tidak jauh di bawah permukaan bumi (hypabisal). Komposisi dan presentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah plagiokls,mineral mafis,juga mengandung Sio2.batuan ini bersifat intermediate,dengan indeks color <40%. Batuan beku intermediate termasuk batuan hipabisal.

Beberapa contoh dari batuan beku intermediate adalah :

  1. Nepheline syenite

Genesa                               : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih.

Warna                                : abu-abu

Kristalinitas             : hipokristalin

Granularitas                        : fanerik

Relasi                                 : Inequigranular

Fabrik                                : subhedral

Tekstur                               : masiv

Komposisi mineral  : Adularia,mikroklin,plagioklas,piroksin,glass.

Kegunaan                           : sebagai bahan dalam pembuatan keramik.

  1. Monzonite

Genesa                               : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih.

Warna                                : abu-abu

Kristalinitas             : hipokristalin

Granularitas                        : fanerik

Relasi                                 : Inequigranular

Fabrik                                : subhedral

Tekstur                               : masiv

Komposisi mineral  : Piroksin,plagioklas,mikroklin,glass

  1. Trachyte porphyry

Warna                                : abu-abu

Kristalinitas             : hipokristalin

Granularitas                        : fanerik

Relasi                                 : Inequigranular

Fabrik                                : subhedral

Tekstur                               : masiv

Komposisi mineral  : biotit,plagioklas,orthoklas,olivine,glass

  1. Al kali synite

Genesa                               : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih dan memiliki mineral alkali yang cukup tinggi

Warna                                : abu-abu

Kristalinitas             : hipokristalin

Granularitas                        : fanerik

Relasi                                 : Inequigranular

Fabrik                                : subhedral

Tekstur                               : masiv

Komposisi mineral  : mikroklin,hornblend,plagioklas,glass.

  1. Hornblende synite

Genesa                               : merupakan batuan beku yang membeku lebih lambat dan mengakibatkan memiliki warna campuran antara hitam dan putih dan memiliki mineral hornblende yang cukup tinggi

Warna                                : hitam

Kristalinitas             : holohyalin

Granularitas                        : fanerik

Relasi                                 : Inequigranular

Fabrik                                : subhedral

Tekstur                               : masiv

Komposisi mineral  : biotit,hornblende,plagioklas,adularia,glass.

II.1.3 Batuan beku basa

Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan magma. Warnanya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari magma yang bersifat basa.Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal sehingga termasuk pada batuan beku hypabisal, biasanya dalam bentuk tubuh batuan beku dyke atau sill. Batuan ini pejal atau massif karena tidak mengalami gaya endogen yang mengakibatkan adanya retakan.

Komposisi mineral        :

– utama :Px, Hbl, Bio, K-fels, Plag  (andesit)

– tambahan       : Sphene, Apatite, Rutil, Bijih

– ubahan           : Chlorite, Serisit, Bijih, Lempung

Berdasarkan K-Felds – T-Fels

Tekstur K-Fels< 1/3T-Felds     K-Fels>1/3<2/3T-Fels K-Fels>2/3T-Fels

Halus                    Andesite                       Trachydesite      Trachyte

Kasar                    Diorite                           Monzonite                    Syenite

Beberapa contoh dari batuan beku basa adalah :

  1. Gabbro

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap.

Warna                          : hitam

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : afanitik

Relasi                           : inequigranular

Struktur                        : masive

Fabric                          :subhedral

komposisi mineral         : biotit,piroksin,kuarsa,olivin,glass

kegunaan                      : bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan.

  1. Siderite

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap.

Warna                          : hitam

Kristalinitas                   : holokristalin

Granularitas                  : fanerik

Relasi                           : inequigranular

Struktur                        : masive

Fabric                          :subhedral

komposisi mineral         : hornblend,biotit,plagioklas,piroksin

  1. Norite

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap.

Warna                          : hitam

Kristalinitas                   : holokristalin

Granularitas                  : fanerik

Relasi                           : inequigranular

Struktur                        : masive

Fabric                          :subhedral

komposisi mineral         : biotit,piroksin,plagioklas,hornblende

  1. Amigdaloidal Basalt

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap dan mendapat tekanan yang membuat batu tsb berlubang dan kemudian terisi oleh mineral.

Warna                    : hitam

Kristalinitas : holokristalin

Granularitas            : fanerik

Relasi                     : inequigranular

Struktur                  : amigdaloidal

Fabric                    : subhedral

komposisi mineral   : hornblende,anorthoclas,piroksin,orthoklas

  1. Olivine Gabro

Genesa                         : merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga menghasilkan warna gelap.

Warna                          : hijau tua

Kristalinitas                   : hipokristalin

Granularitas                  : fanerik

Relasi                           : inequigranular

Struktur                        : masive

Fabric                          : subhedral

komposisi mineral         : hornblende,piroksin,plagioklas,olivin,kuarsa.

II.2 Batuan piroklastik

Batuan piroklastik berasal dari kata pyro(pijar) dan klasti (fragmen). Dapat disimpulkan bahwa batuan piroklastik adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil langsung letusan gunung api yang kemudian terendapkan pada permukaan sesuai dengan keadaan permukaannya,dan lalu mengalami litifikasi untuk menjadi batuan piroklastik.

Berdasarkan terbentuknya,fragmen piroklast dibagi menjadi:

  • Juvenile pyroclast          : Hasil langsung akibat letusan,membeku di permukaan.
  • Cognate pyroclast         : fragmen bentukan hasil erupsi terdahulu
  • Accidental pyroclast     : Fragmen batuan berasal dari basement.

Beberapa contoh batuan piroklastik adalah :

  1. Pumice

Genesa                         : batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi.

Warna                          : abu-abu

Kristalinitas                   : holohyalin

Struktur                        : pumiceous

Komposisi mineral        : glass

  1. Scoria

Genesa                         : batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi

Warna                          : hitam

Kristalinitas                   : holohyalin

Struktur                        : scorius

Komposisi mineral        : glass

  1. Obsidian

Genesa                         : batuan ini terbentuk sangat cepat, akibat letusan gunung berapi

Warna                          : hitam

Kristalinitas                   : holohyalin

Struktur                        : masive

Komposisi mineral        : glass

  1. Tuff

Genesa                         : batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi.

Warna                          : abu-abu

Kristalinitas                   : holohyalin

Struktur                        : pumiceous

Komposisi mineral        : glass

  1. Lapilli

Genesa                         : batuan ini terbentuk sangat cepat, lubang lubang ditubuhnya adalah akibat dari letusan dan tekanan gunung berapi.

Warna                          : hitam/cokelat

Kristalinitas                   : holohyalin

Struktur                        : pumiceous

Komposisi mineral        : glass

II.3 Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah salah satu dari kelompok utama batuan yang terbentuk melalui tiga cara utama,yaitu pelapukan batuan,pengendapan karena aktivitas biogenic dan pengendapan dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur,batu pasir dan lempung,termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan sedimen digolongkan menjadi:

a)      Sedimen aquatic adalah sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.

b)      Sedimen Aeolis adalah sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin

c)      Sedimen glassial adalah sedimen yang diendapkan oleh gletser.

Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara pengendapannya dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu:

a)      Sedimen klastik adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari pecahan-pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organism yang telah mati.

b)      Sedimen kimia adalah batuan yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian dindapkan secara kimia di tempat lain.

c)      Sedimen organic adalah sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh organisme.

Berdasarkan terbentuknya lingkungan pengendapan,batuan sedimen dibagi menjadi 3:

a)      Sedimen laut : diendapkan di laut

b)      Sedimen darat : proses terjadinya di darat.

c)      Sedimen transisi : lokasi pembentukannya antara darat dan laut.

II.3.1  Batuan sedimen klastik

Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi (baik oleh angin dan air) menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan terjadi, sedimen mengalami pembatuan. Pembatuan atau lithifikasi merupakan proses terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas (unconsolidated rock forming mineral) menjadi batuan sedimen.

Beberapa contoh batuan sedimen klastik adalah :

  1. Konglomerat

Genesa                   : merupakan batuan yang terbentuk dari proses penghancuran dan transportasi serta pengendapan dan litifikasi. Batuan ini belum tertransport jauh . bisa diketahui dari ukuran butirnya yang besar.

Warna                    : cokelat

Ukuran                   : kerakal (4-64 mm)

Bentuk butir            : rounded

Kemas                   : terbuka

Pemilahan               : poor sorted

Porositas                : poor

Fragmen                 : Kristal (plagioklas,biotit,kuarsa)

Matriks                  : silica

Semen                    : silica

  1. Sandstone

Genesa                   : merupakan batuan yang terbentuk dari proses penghancuran dan transportasi serta pengendapan dan litifikasi. Batuan ini sudah tertransportasi lebih jauh dilihat dari ukuran butirnya

Warna                    : cokelat

Ukuran                   : Medium 1-1/2

Bentuk butir            : sub rounded

Kemas                   : tertutup

Pemilahan               : medium sorted

Porositas                : fair

Fragmen                 : klastika

Matriks                  : pasir

Semen                    : silica

Kegunaan               : sebagai resevoar rock

  1. Arkose

Genesa                   : merupakan batuan yang terbentuk dari proses penghancuran dan transportasi serta pengendapan dan litifikasi. Batuan ini cukup kasar karena hanya mengalami transportasi yang pendek

Warna                    : merah

Ukuran                   : sandstone 1/6

Bentuk butir            : rounded

Kemas                   : tertutup

Pemilahan               : well sorted

Porositas                : good

Fragmen                 : kristal

Matriks                  : oxida besi

Semen                    : oxida besi

  1. Graywacke

Genesa                         :  Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan

Warna                    : cokelat

Ukuran                   : Clay <256

Bentuk butir            : sub rounded

Kemas                   : tertutup

Pemilahan               : medium sorted

Porositas                : fair

Fragmen                 : klastika

Matriks                  : pasir

Semen                    : silica

  1. Shale

Genesa                         : merupakan batuan sediment klastik yang halus

Warna                    : abu abu

Ukuran                   : Lanau 1/16 –  <256

Bentuk butir            : sub rounded

Kemas                   : tertutup

Pemilahan               : medium sorted

Porositas                : fair

Fragmen                 : klastika

Matriks                  : pasir

Semen                    : silica

II.3.2  Batuan sedimen karbonat

Batuan karbonat adalah kelas batuan sedimen terdiri terutama karbonat mineral. Dua tipe utama kapur dan dolomit, terdiri dari kalsit (CaCO 3) dan mineral dolomit (CaMg (CO 3) 2) masing-masing. Kapur dan tufa juga kecil sedimen karbonat.

Kalsit dapat berupa dilarutkan oleh air tanah atau dipercepat oleh air tanah, tergantung pada beberapa faktor termasuk air suhu, pH, dan membubarkan ion konsentrasiKalsit menunjukkan karakteristik yang tidak biasa disebut kelarutan mundur di mana ia menjadi kurang larut dalam air karena suhu meningkat.

Ketika kondisi yang tepat untuk curah hujan, bentuk mineral kalsit lapisan yang semen butir batu yang ada bersama-sama atau dapat mengisi fraktur.

Karst topografi dan gua-gua berkembang di batuan karbonat karena mereka kelarutan dalam encer asam air tanah. Pendingin air bawah tanah atau pencampuran groundwaters berbeda juga akan menciptakan kondisi yang cocok untuk pembentukan gua.

  1. dolomite

Genesa                   : adalah batuan sediment karbonat yang terbentuk dari CaMg(CO3)

Warna                    : putih

Kegunaan : sebagai sumber dari batuan ornament

  1. batugamping

genesa                    : adalah batuan sediment karbonat yang terbentuk dari calcite

warna                     : putih, cokelat

kegunaan                : bisa sebagai resevoar

  1. batugamping klastik

genesa                    : ialah batu gamping yang terdiri tadi bahan bahan klastikan

warna                     : cokelat

kegunaan                ; bisa sebagai resevoar atau source rock

  1. batu gamping kristalin

genesa                    : ialah batu gamping yang terdiri dari kristal kristal

warna                     : kuning

kegunaan                : sumber sumber dari kristal

II.3.3   Batuan sedimen non klastik

Batuan Sedimen Non Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh organisme atau dari suatu proses kimiawi. Dalam pengertian lain, Batuan Sedimen Non Klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kegiatan atau aktifitas organik dan kimiawi. Dan dia tidak tertransportasi seperti halnya Batuan Sedimen Klastik.

Beberapa contoh batuan sedimen non klastik adalah

  1. Chert

Warna        :cokelat

Porositas    : poor

  1. Gamping terumbu

Warna        : cokelat

Porositas    : baik

  1. Travertine

Warna        : cokelat

Porositas    : fair

  1. Bituminous

Warna        : hitam

Porositas    : buruk

  1. gambut

Warna              : abu abu

Porositas          : buruk

II.4 Batuan Metamorf.

Berasal dari kata ‘meta’ (= berubah) dan morf = bentuk. Jadi batuan metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang sudah ada sebelumnya (beku, sediment, dan batuan metamorf sendiri) yang terjadi karena proses metamorfosis. Dalam proses metamorfosis : 1. yang berubah: tekstur, asosiasi mineral.

2. yang tetap : komposisi kimia dan fasa padat.

Proses metamorfosis meliputi :

1.   reklistalisasi

2.   reorientasi

3.   pembentukan mineral baru, dari unsur yang telah ada sebelumnya.

Batuan Malihan (Batuan Metamorf)

Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang berubah bentuk. Contohnya kapur (kalsit) berubah menjadi marmer

, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit .

Jenis-jenis batuan metamorf

Sebagai hasil kontak metamof atau penambahan suhu yang tinggi dan penambahan tekanan. Batuan metamorf disebut juga batuan Malihan adalah jenis batuan yang sangat padat dan kedap air. Batuan metamorf dapat terjadi karena adanya lokasi yang bersentuhan atau berdekatan dengan magma yang disebut kontak metamorf atau karena penambahan suhu tinggi (disebut Dinamo Metamorf). Batuan ini berfungsi sebagai batu hias.

Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti “perubahan bentuk”. Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

Batuan Metamorf jenis batuan yang sifat-sifatnya berubah sebagai akibat daripada adanya tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi. Segumpal tanah saja, kalau dipanaskan cukup lama, bisa menjadi “bata” yang sifat-sifatnya berbeda dengan tanah sebelum dipanaskan. “Bata” itu adalah juga batuan “metamorf”, pada prinsipnya. Proses pembentukan batuan metamorf di dalam alam tentu berlanjut dengan tekanan yang lebih kuat dan suhu yang lebih tinggi. Batuan metamorf asalnya dari batuan endapan pada awalnya . Batuan metamorf tidak berkristal. (Pualam, Sabak).

Batuan metamorfosis adalah sejenis batu yang mengalami proses metamorfisme. Ini disebabkan oleh kewujudan tekanan dan suhu yang tinggi yang dialami oleh batu tersebut. Menurut prosesnya, metamorfisme terbahagi kepada 3 jenis iaitu:

1.   Metamorrfisme sentuhan – terjadi apabila batu mengalami tekanan dan suhu yang tinggi

2.   Metamorfisme perbezaan iklim kawasan – terjadi apabila batu mengalami tekanan yang tinggi dan suhu yang rendah

3.   Metamorfisme regiomal – apabila batuan mengalami tekanan yang rendah dan mengalami kenaikan suhu yang cukup tinggi.

Jalinan batu metamorfosis adalah nipis dan bukan nipis. Jalinan nipis (foliation) terjadi apabila batu mengalami penjajaran mineral dan Jalan tidak nipis (non-foliation) tidak mengalami penjajaran mineral.

Contoh-contoh batu metamorfosis ialah seperti gneisses,slates,phyllites,schist,marmar dan quartzit.

Teknik Yang Metamorphic adalah suatu format kaki lembut, tangan dan memimpin pijatan yang dapat dilaksanakan oleh seseorang dengan suatu pelatihan ringkas di (dalam) teknik mendukung reflexology dalam  teori nya  dan pendekatan.

tidak mengakui manapun penyembuhan spesifik menggerakkan tetapi penggunaan gagasan di mana pijatan membantu kepunyaan individu yang bawaan kecerdasan/inteligen bagian dalam bebaskan blok dalam di (dalam) energi badan mereka mempola dan bagaimanapun juga menyempurnakan resolusi [dari;ttg] pola teladan dicucukkan di akar permasalahan di (dalam) kesehatan dan hidup mereka.

memusat pada reflexology garis bujur di (dalam) kaki, tangan dan kepala yang (mana)  sesuai dengan kolom yang mengenai tulang belakang dan pada gilirannya kepada penjelmaan/titisan, kelahiran dan kehamilan [menyangkut] individu.

[Itu] dipikirkan mula-mula oleh Britania Naturopath Robert St. Yohanes di (dalam) [itu] 1960s. Ia tengah berlatih reflexology pada [atas] pasien nya tetapi ditemukan ia mempunyai lebih [] sukses jika ia menyerah berusaha untuk menyempurnakan suatu hasil spesifik dan memberi suatu pijatan [yang] umum [menyangkut] refleks yang mengenai tulang belakang [itu]. Adalah dikembangkan lebih lanjut  oleh siswa nya Gaston Saint-Pierre di (dalam) 1970s [yang] coined istilah Teknik Metamorphic dan menemukan Asosiasi Yang Metamorphic di (dalam) 1979.

JENIS METAMORFOSIS

1.   Metamorfosis kontak

2.   metamorfosis dinamis

3.   metamorfosis regional

1.   metamorfosis kontak

terjadi karena perubahan temperature, yaitu pada aktifitas intrusi magma, akibat panas larutan aktif.

2.   Metamorfosis dinamis

Terjadi karena perubahan tekanan, biasa dijumpai dilingkungan pergeseran / pergerakan.

3.   Metamorfosis regional

Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama. Meliputi daerah yang luas, biasa dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan pegunungan ‘zona tunjam’

PENGENALAN BATUAN METAMORF

1.   Sifat kristal atau hablur

2.   Adanya mineral-mineral khas metamorf

3.   terdapat struktur foliasi pada kebanyakan batuan metamorf.

DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

Klasifikasi batuan metamorf erdasarkan :

1.   tekstur

2.   struktur

3.   komposisi mineral

Secara umum komposisi batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu ;

–     berfoliasi

–     tak berfoliasi

TEKSTUR FOLIASI

Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral penyusun batuan metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan batuan sediment, sama sekalai tidak ada hubungan dengan sifat perlapisan batuan sediment.

Berdasarkan kenampakan

Batuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2 yaitu ;

1.   kristaloblastik

2.   palimset / sisa / relic

1.   kristaloblastik

bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian kita lihat fabriknya. Berdasarkan sifat butir / kristal dan hubungannya dengan yang lain dibagi :

a.   homoblastik ; terdiri atasa satuan tekstur saja

b.   heteroblastik ; terdiri lebih dari satu tekstur. Misal : lepidoblastik dan granoblastik

Jenis Tekstur :

–     lepidoblastik ; sebagian mineralnya berbentuk pipih

–     nematoblastik ; sebagian mineralnya berbentuk prismatic

–     graniblastik ; sebagian mineralnya granular / equidimensional

–     porfiroblastik ; seperti batuan porfiritik dalam batuan beku.

Bentuk tekstur :

–     ididoblastik : bila bagian besar minerlnya berbentuk euhedral

–     hipidioblastik : sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral

–     xenoblastik : sebagian mineralnya berbentuk anhedral

2.   PALIMSET / SISA / RELIK

Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan BLASTO untuk penamaannya.

–     Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik

–     Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik

–     Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubaha menjadi pebble.

–     Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir

–     Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.

Peraga batuan metamorf yang tersedia untuk praktikum sudah tidak dapat lagi diamati tekstur dan batuan asalnya, termasuk kristaloblastik.

Mineral Metamorphic

Mineral Metamorphic . yang membentuk hanya di tekanan dan temperatur yang tinggi dihubungkan dengan proses metamorphism. Mineral ini, mengenal sebagai mineral index, meliputi sillimanite, kianit, staurolite, andalusite, dan beberapa akik merah tua.

Mineral lain, seperti olivines, pyroxenes, amphiboles, mika, feldspars, dan kwarsa, mungkin (adalah) ditemukan di (dalam) batu karang metamorphic, tetapi tidaklah perlu hasil dari  proses metamorphism. Mineral ini membentuk sepanjang kristalisasi batuan beku gunung berapi. Mereka kukuh stabil pada temperatur tinggi dan tekanan dan boleh tetap (sebagai) secara kimiawi tanpa perubahan sepanjang proses yang metamorphic [itu]. Bagaimanapun, semua mineral kukuh stabil hanya di dalam batas tertentu, dan kehadiran beberapa mineral di (dalam) batu karang metamorphic menandai (adanya) mendekati temperatur dan tekanan di mana mereka dibentuk.

Perubahan dalam partikel  nsur/butir ukuran dari  mengayun-ayun sepanjang proses metamorphism disebut kristalisasi ulang. Sebagai contoh, kristal kalsit yang kecil di (dalam) sedimentary batu karang batu gamping berubah jadi kristal lebih besar di (dalam) batu karang pualam yang metamorphic, atau di (dalam) batupasir berubah bentuk, recrystallisasi [menyangkut] butir pasir kwarsa yang asli mengakibatkan kwarsit [yang] sangat ringkas, di mana sering kristal lebih besar disambungkan. Kedua-Duanya tekanan dan temperatur tinggi berperan untuk kristalisasi ulang. Temperatur tinggi mengijinkan ion dan atom di (dalam) kristal padat untuk berpindah tempat, begitu menyusun kembali kristal, [selagi/sedang] tekanan tinggi menyebabkan solusi [menyangkut] kristal di dalam batu karang pada titik kontak mereka.

Foliation

Di dalam batu karang metamorphic disebut foliation ( yang diperoleh dari kata Latin Folia, maksud/arti ” daun-daun”), dan [itu] terjadi ketika suatu batu karang sedang dimampatkan dari [satu/ orang] arah [bagi/kepada] suatu recrystallizing batu karang. Penyebab ini [adalah]  platy atau memperpanjang kristal mineral, seperti khlorit dan mika, untuk tumbuh dengan mereka merindukan kampak yang tegaklurus kepada arah dari  kekuatan. Ini mengakibatkan suatu menjilid, atau foliated, batu karang, dengan rombongan yang mempertunjukkan warna dari  mineral yang membentuk [mereka/nya].

Tenunan dipisahkan ke dalam kategori non-foliated dan foliated. Batu karang Foliated adalah suatu produk diferensial menekan itu mengubah bentuk batu karang di (dalam) [satu/ orang] wahana, kadang-kadang menciptakan suatu wahana perpecahan: sebagai contoh, batu tulis adalah suatu batu karang metamorphic foliated, memulai dari serpihan batu. Batu karang Non-foliated tidak mempunyai planar pola teladan tekanan.

Ayun-Ayun itu diperlakukan ke seragam memaksa dari semua sisi, atau yang kekurangan mineral dengan kebiasaan pertumbuhan membedakan, tidak akan foliated. Batu tulis adalah suatu contoh suatu batu karang [yang] metamorphic foliated, [selagi/sedang] phyllite kasar, batu tulis lebih kasar, dan batu gneiss (kasar berbentuk granit) yang sangat berbutir kasar. Pualam biasanya tidak foliated, yang (mana)  mengijinkan penggunaannya sebagai material untuk memahat dan arsitektur.

Mekanisme metamorphism [yang] penting yang lain adalah sebagai reaksi kimia yang terjadi antar[a] mineral tanpa [mereka/nya] meleleh. Di (dalam) atom proses ditukar antar[a] mineral, dan begitu mineral baru dibentuk. Banyak high-temperature reaksi kompleks boleh berlangsung, dan masing-masing kumpulan mineral yang diproduksi menyediakan [kita/kami] dengan suatu tanda/ kunci rahasia menyangkut temperatur dan tekanan pada ketika metamorphism.

Metasomatism menjadi yang drastis perubahan dalam komposisi kimia curah suatu batu karang yang sering terjadi sepanjang proses metamorphism. Adalah dalam kaitan dengan pengenalan tentang bahan-kimia dari  lainnya  melingkupi mengayun-ayun. Air boleh mengangkut bahan-kimia ini [yang] dengan cepat (di) atas jarak agung. Oleh karena peran yang dimainkan dengan kapal, batu karang metamorphic [yang] biasanya berisi banyak unsur-unsur yang tidak ada dari batu karang yang asli, dan kekurangan beberapa yang (mana)   mula-mula menyajikan. Meski demikian, pengenalan tentang bahan-kimia baru bukanlah (yang) penting bagi kristalisasi ulang untuk terjadi.

Contoh contoh batuan foliasi

Phylite

Genesa                   : terbentuk karena proses metamorphism

Warna                    : abu abu

Kegunaan               :

Schist

Genesa                   : terbentuk karena proses metamorphism

Warna                    : cokelat

Kegunaan               :

Gneiss

Genesa                   : batuan metamorf yang memiliki foliasi yang paling tidak beraturan

Warna                    : cokelat

Kegunaan               :

Slate

Genesa                   : batuan metamorf yang memiliki foliasi yang paling beraturan

Warna                    : abu abu

Kegunaan               :

Batuan Metamorf non foliasi

Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

– Struktur Hornfelsik

– Struktur Milonitik

– Struktur Kataklastik

– Struktur Flaser

– Struktur Pilonitik

– Struktur Augen

– Struktur Granulosa

– Struktur Liniasi

Contoh

Marmer

Genesa                   : batuan metamorf yang terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnya adalah dolomit, namanya menjadi marmer dolomit.

Warna                    : abu abu

Kegunaan               : sebagai keramik

Kuarsit

Genesa                   : ialah batuan metamorf yang terdiri dari 100% kuarsa yang telah berubah.

Warna                    : putih, prismatic

Kegunaan               :

Hornfles

Genesa                   : ialah batuan metamorf yang terdiri dari hornblende dan feldspar

Warna                    : hitam bening

Kegunaan               :

Hornfles pyroxene

Genesa                   : ialah batuan metamorf yang terdiri dari hornblende dan flespar serta pyroxene

Wana                     : abu abu

Kegunaan               :

Hornfles Andalusite

Genesa                   : ialah batuan metamorf yang terdiri dari hornblende dan flespar serta andalusite

Warna                    : kuning

Kegunaan               :

BAB V

PENUTUP

Alhamdulilah, makalah saya yang berjudul Tugas Petrologi selesai dengan baik berkat rahmat tuhan yang maha esa dan dukungan dari teman serta asisten dosen saya.

Karya tulis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis berharap agar adanya masukan dari para mahasiswa atau dosen sekalian, terimakasih

Penulis

5.1. Kesimpulan

  • batuan terdiri dari batuan beku, sediment serta metamorf
  • batuan dapat digunakan sebagai bahan dasar kimia

5.2. Saran, pesan dan kesan

Praktikan menggunakan bantuan Lup dalam menganalisa batuan beku secara megaskopis, karena beberapa mineral penyusun batuan ada kemiripan fisik yang sulit diamati dengan mata telanjang.

Kesannya praktikum ini paling asik, kita jadi bisa mengenali berbagai jenis bentuk batuan 😀

Daftar pustaka

www.google.co.id

www.wikipedia.co.id

www.gallery.com

www.minerals.net

http://suaragea.com/2009/05/08/batuan-metamorf/comment-page-1/